Langkah-langkah Bijaksana TikTok Untuk Menjaga Kesehatan Mental Pengguna Selama Pandemi

Langkah Cermat TikTok Jaga Kesehatan Mental Pengguna Selama Pandemi

– Kesehatan mental belum mendapat perhatian serius di seluruh dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hampir 1 miliar orang memiliki gangguan kesehatan mental, tetapi negara ini rata-rata hanya menghabiskan 2% dari anggaran kesehatannya untuk layanan kesehatan mental.

Berita buruknya adalah bahwa ada minat yang tumbuh pada kesehatan mental selama pandemi. Rilis Kompas dirilis oleh Persatuan Dokter Spesialis Jiwa (PDSKJI), dan di situs web PDSKJI, 32% dari mereka yang memeriksakan diri melaporkan mengalami gangguan jiwa, terutama pada kelompok di bawah 30 tahun.

Oleh karena itu, platform digital berperan penting dalam menjaga kesehatan mental penggunanya. Platform digital diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental dan mendidik pengguna.

TikTok mengambil langkah untuk mendukung kesehatan mental di era digital.

TikTok, misalnya, meluncurkan tantangan #thinkb4youdo untuk mendorong pengguna di Indonesia dan di seluruh dunia untuk mempertimbangkan diri mereka sendiri sebelum terlibat dalam perilaku online yang negatif atau bahkan berbahaya, mulai dari cyberbullying hingga melukai diri sendiri.

Kampanye ini adalah ajakan bertindak untuk membantu komunitas online menciptakan lingkungan yang aman dan positif bagi semua.

TikTok juga secara rutin mengangkat topik tentang kesehatan mental melalui fitur TikTok Live dan mengundang pembicara ahli di bidang psikologi untuk berbagi informasi dan saran tepercaya tentang pentingnya menjaga kesehatan mental.

Misalnya, pada Hari Kesehatan Mental pada Oktober 2020, TikTok berkolaborasi dengan aplikasi perawatan kesehatan mental Riliv untuk membahas “pentingnya istirahat”.

Untuk Hari Ibu kali ini, TikTok berkolaborasi dengan psikolog komunitas TigaGenerasi memberikan informasi tentang ‘Parental Burnout’ yang menjadi topik perbincangan tentang tingginya tingkat stres yang dihadapi para ibu, terutama di masa pandemi.

Pembaruan Kebijakan Komunitas

Diawali dengan siaran pers yang diterima Tribunnews pada Senin (21 Oktober 2020), TikTok memperbarui pedoman komunitasnya untuk mengambil langkah baru untuk melindungi kesehatan mental penggunanya.

Pembaruan Pedoman Komunitas TikTok menambahkan detail spesifik untuk setiap wilayah berdasarkan perilaku yang terlihat di platform, umpan balik dari komunitas, dan masukan dari akademisi, otoritas publik, dan pemerintah.

Beberapa perubahan tersebut adalah:

TikTok menggabungkan tanggapan dan bahasa yang digunakan oleh profesional kesehatan mental untuk meningkatkan kebijakan tentang konten yang melukai diri sendiri dan bunuh diri serta menghindari normalisasi perilaku melukai diri sendiri. Misalnya, kebijakan konten gangguan makan TikTok diharapkan dipertimbangkan untuk melarang normalisasi atau perayaan perilaku makan yang berbahaya.

TikTok telah meningkatkan Kebijakan Pelecehan dan Pelecehan untuk memberikan panduan yang jelas tentang konten dan jenis perilaku TikTok yang tidak diminta, termasuk kebijakan yang lebih komprehensif tentang pencemaran nama baik, penguntitan online, dan pelecehan seksual.

Tiktok membatasi, mengkategorikan, atau menghapus konten yang menggambarkan perilaku atau tantangan berisiko. Kebijakan ini menyatakan bahwa tantangan, game, dan konten lain yang mempromosikan perilaku berbahaya tidak diizinkan di TikTok. TikTok mendukung kreativitas penggunanya, tetapi tidak sampai membahayakan diri sendiri atau orang lain.

TikTok dengan tegas menentang kekerasan dengan memperbarui kebijakan individu dan organisasi berisiko untuk lebih fokus secara holistik pada masalah ekstremisme berbahaya. Panduan ini merinci apa yang merupakan ancaman atau penipuan kekerasan, serta konten dan perilaku yang dilarang.

Menambahkan penjelasan untuk penghapusan konten

Selain pembaruan panduan komunitas, TikTok menambahkan deskripsi penghapusan konten dengan sistem notifikasi baru.

TikTok telah bereksperimen dengan sistem notifikasi baru yang memperjelas pembuat konten tentang penghapusan konten. Tujuannya adalah untuk meningkatkan transparansi dan pendidikan di Panduan Komunitas kami untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahpahaman tentang konten yang dihapus.

Hasilnya sungguh menjanjikan. Keluhan pengguna tentang penghapusan video telah berkurang hingga 14% dengan mengingatkan orang-orang tentang kebijakan komunitas dan memberikan penjelasan tentang tindakan penegakan hukum. Ini juga membantu mengurangi frekuensi pelanggaran.

Berdasarkan hasil ini, TikTok telah memperluas notifikasinya ke komunitas global. Sekarang, jika video pengguna dihapus karena pelanggaran kebijakan, TikTok akan memberi tahu pembuat video tentang kebijakan yang dilanggar.

TikTok juga menyediakan akses bantuan ke sumber daya ahli melalui pemberitahuan kedua, yang memperingatkan Anda untuk konten yang ditandai sebagai “melukai diri sendiri” atau “terkait bunuh diri”.

Pembaruan pada kebijakan komunitas kami dan menambahkan komentar tentang penghapusan konten adalah upaya TikTok untuk membantu pengguna merasa nyaman mengekspresikan diri atau mencari hiburan. Tujuannya untuk meningkatkan ketahanan mental dan digital masyarakat Indonesia.

You May Also Like

About the Author: infointernet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *